Selasa, 04 Oktober 2016

analisis keanekaragaman tumbuhan



LAPORAN ANALISIS
KEANEKARAGAMAN TUBUHAN
( Di Ajukan  Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekologi Tumbuhan )





Disusun Oleh
Kelompok III

       Garadus leha
       Jellica solambela
       Mariska walelang
       Nurhayati sapsuha
       Olivia taasilaeng
    
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
BIOLOGI
2016




Praktikum III
Waktu Dan Tempat: Jumat, 28 April 2016 ( Tataaran Patar/Lorong SMA)

Tanggal Pelaksanaan Praktikum : 29 April 2016

Tanggal Pemasukan Laporan Praktikum : 12 Mei 2016

Tujuan :
Untuk  Mempelajari dan menghitung/menganalisis indeks keanekaragaman Tumbuhan.












DASAR TEORI
Konsep pengukuran keragaman dibagi 3 kategori:
1.                  Indeks Kekayaan jenis (Index of Species Richness)
2.                  Indeks Keanekaragaman atau Heterogenitas (Index of heterogenity atau Index of  
            Diversity), dan
3.                  Indeks Keseragaman/Kemerataan (Index of Evennes).
A. Indeks Keanekaragaman(Index Of Diversity)
Istilah heterogenitas pertama kali dikemukakan oleh GOOD (1953). Berbeda dari konsep “kekayaan jenis”, ukuran keanekaragaman ini ditetapkan hanya berdasarkan struktur kerapatan atau kelimpahan individu dari setiap jenis yang teramati. Oleh karena itu, Magurran (1988) memberikan istilah lain terhadap konsep ini, yaitu dengan sebutan “spesies abundance” atau “kelimpahan jenis”.
     1. Indeks Simpson
Indeks Keragaman Simpson digunakan untuk mengetahui kompleksitas suatu komunitas yang populasnya tak terhingga. Indeks ini berkisar antara 0 – 1.  Semakin mendekati angka 1 maka komunitas semakin kompleks dan mantap.  Indeks diversitas Simpson dihitung dengan rumus :

Dimana:
1 – D         =  indeks diversitas Simpson
 pi = ni/N =  proporsi jumlah individu jenis ke-I
ni              =  jumlah individu species ke I
N               = jumlah total individu seluruh species

           2. Indeks Shannon-Wiener
ln
(pi)
S
'
=


Konsep ini merupakan konsep keanekaragaman yang relatif paling dikenal dan paling banyak digunakan (Magurran, 1988). Indeks Shannon dihitung dengan formula berikut :
(pi)
i=1
      H
Dimana:  
Pi  = ∑ni/N
H         : Indeks Keragaman Shannon-Wiener
Pi         : Jumlah individu suatu spesies/jumlah total seluruh spesies
ni         : Jumlah individu spesies ke-i
N         : Jumlah total individu
      Seringkali peneliti menggunakan formula Shannon-Wiener menggunakan Lon atau Log2, atau Log 10.
      Perbedaannya adalah
     jika log2, maka H’ dinyatakan dalam bits/ind ;
     jika log e/ln, maka H’ dalam nits/ind dan
     jika digunakan log 10, maka H’ dinyatakan dalam decits/ind).
      Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H’) disamping dapat menggambarkan keanekaragaman species, juga dapat menggambarkan produktivitas ekosistem, tekanan pada ekosistem, dan kestabilan ekosistem.
      Semakin tinggi nilai indeks H’ maka semakin tinggi pula keanekaragaman species, produktivitas ekosistem, tekanan pada ekosistem, dan kestabilan ekosistem

B. Indeks Keseragaman / Kemerataan (Index Of Evenness)
      Konsep ini menunjukkan derajat kemerataan kelimpahan individu antara setiap spesies.
      Ukuran kemerataan yang pertama kali dikemukakan oleh Lioyd dan Gheraldi (1964) ini juga dapat digunakan sebagai indicator adanya gejala dominasi diantara setiap jenis dalam suatu komunitas.
      Apabila setiap jenis memiliki jumlah individu yang sama, maka komunitas tersebut mempunyai nilai “EVENNESS” maksimum.
      Sebaliknya, bila nilai kemerataan ini kecil, maka dalam komunitas tersebut terdapat jenis dominant, sub-dominan dan jenis yang terdominasi, maka komunitas tsb memiliki “EVENNES” minimum
Ada dua rumus yang relative lebih banyak digunakan untuk menghitung nilai “evenness”, yakni (dicetuskan oleh Hurlbert, 1971) :


            dimana :
Evenness =  nilai kemerataan (antara 0 – 1)
D            =  nilai indeks diversity hasil pengamatan
D max   =  nilai maksimum indeks diversitas
D min    =  nilai minimum indeks diversitas





Alat Dan Bahan :
                                         1. Tali raffia
                                         2. Gunting
                                         3. Meter
                                         4. ATM(alat tulis menulis)
                                         5. lem kertas
                                         6. Patok/Tiang(bulu)
                                         7. (Tanah dan Tumbuhan)
            Langka Kerja :
                                        1. Memilih Lokasi/tempat(ekosistem) yang tepat
                                        2. setelah itu tanamkan tiang pada setiap sudut lokasi yang di amati   
        kemudian mengikat tali raffia pada setiap tiang/patok yg telah di 
        tanam.
    3. Mengukur Panjang tali yang telah di ikat dan memberi petak/bagian
         pada lokasi tersebut agar mudah di amati, kemudian berikan
         lebel/nama pad setiap petak.
    4. Setelah itu Amati spesies tumbuhan yang ada pada setiap petak dan
        mencatatnya, kemudian menganalisis indeks keanekaragamannya.



DATA HASIL PENGAMATAN
Pada praktikum ini mengenai keanekaragaman jenis dilakukan pengambilan sampel dengan metode plot acak / line transek dengan ukuran 6 x 3 meter. Metode acak digunakan tiga cara untuk menganalisis data atau menghitung suatu keanekaragaman yaitu :
1. indeks keanekaragaman
2. indeks dominansi
3. indeks keseragaman/kesamaan

NO

NAMA  SPESIES

PLOT 1

PLOT 2

PLOT 3

PLOT 4

PLOT 5

PLOT 6
1
Capsicum onnumm
5
-
4
2
-
-
2
Caricca papaya
2
-
-
2
3
1
3
Zea mays
3
3
3
2
2
4
4
A. hypogaea
3
-
-
-
-
-
5
V. angularis
2
-
-
-
-
-
6
Manihot esculenta
-
1
4
3
-
-
7
Jamur
-
-
-
-
10
-
8
Gramineae
30
16
42
9
22
55
Total individu
40
20
53
18
37
60
Total spesies
6
3
4
5
4
3














DESKRIPSI  DATA  
Berdasarkan data di atas indeks keanekaragaman tumbuhan yang di hitung sebagai berikut :
1. Shannon-Wiener(keanekaragaman)
Petak
Jumlah spesies
Jumlah individu
( H’)
Kategori (H’)
1
6
40
1,16
Sedang
2
3
20
0,61
Sedikit
3
4
53
0,78
Sedikit
4
5
18
1,38
Sedang
5
4
37
1,02
Sedang
6
3
60
1,74
Sedang



2. Simpson(Dominansi)
Petak
Jumlah spesies
Jumlah individu
( 1-D)
Kategori (1-D)
1
6
40
0,41
tingii
2
3
20
0,33
tinggi
3
4
53
0,36
tinggi
4
5
18
0,68
tinggi
5
4
37
0,49
tinggi
6
3
60
0,15
tinggi

3. Hurlbert(kemerataan/kesamaan) :
Petak
Jumlah spesies
Jumlah individu
( E)
Kategori (E)
1
6
40
0,64
tingii
2
3
20
0,68
tinggi
3
4
53
0,65
tinggi
4
5
18
0,92
tinggi
5
4
37
0,84
tinggi
6
3
60
0,92
tinggi





PEMBAHASAN
Berdasarkan Data di atas dapat dihitung/di analisis sebagai berikut :
1. Untuk  menghitung indeks keanekaragaman, di gunakan rumus dari  Shannon-Wiener
     
H’ = -∑ ( pi )ln( pi )
Kisaran nilai hasil perhitungan indeks keragam (H) menunjukkan bahwa jika:

H>3     : Keragaman spesies tinggi
1<H<3 : Keragaman spesies sedang
H<1     : Keragaman spesies rendah
Contoh, (plot I ):
H’= -∑ (pi) ln (pi)
H’= -∑ ( 5/40) ln (5/40) + (2/40) ln (2/40) + (3/40) ln (3/40) + (3/40) ln  
             (3/40) + (2/40) ln (2/40) + (3/40) ln (3/40)
     = -∑ (0,125)ln(0,125) + (0,05)ln(0,05) + (0,075)ln(0,075) +
              (0,05)ln(0,05) + (0,75)ln(0,075)
     = -∑ (-0,260)+(-0,150)+(-0,194)+(-0,194)+(-0,150)+(-0,216)
     = -∑(-1,164)
H’= 1,164 (sedang)




2. Untuk  menghitung indeks Dominansi, di gunakan rumus dari  simpson.

      Indeks Keragaman Simpson digunakan untuk mengetahui kompleksitas suatu komunitas yang populasnya tak terhingga. Indeks ini berkisar antara 0 – 1.  Semakin mendekati angka 1 maka dominansi semakin kompleks dan mantap. 
Contoh, (plot I):
                        1-D = 1- ∑ (pi)²
                               = 1- ∑ (5/40)² + (2/40)² + (3/40)² + (3/40)² + (2/40)² + (30/40)²
                               = 1- ∑ (0,015625) + (0,0025) + (0,005625) + (0,005625) + (0,0025) +
      (0,5625).
                        1-D = 1- ∑(0,594375)
                               = 0,407
3. untuk menghitung kemerataan/keseragaman tumbuhan di gunakan rumus dari Hurlbert,

Contoh, (plot I):
                = 1,164/ log 2(6)
                = 1,164/1,806
                = 0,645



Keanekaragaman rendah,
      Miskin (produktivitas sangat rendah) sebagai indikasi adanya tekanan ekologis yang berat ,dan
      ekosistem tidak stabil
Keanekaragaman sedang,
      produktivitas cukup,
      kondisi ekosistem cukup seimbang,
      tekanan ekologis sedang.
Keanekaragaman tinggi,
      stabilitas ekosistem mantap,
      produktivitas tinggi,










KESIMPULAN
Berdasarkan Pembahasan di atas kami dapat menarik kesimpulan bahwa, untuk menghitunng/menganalisis keanekaragaman tumbuhan menggunakan indeks keanekaragaman, indeks dominansi, indeks kemeretaan/kesamaan dan menetukan spesies indicator.  
Dengan melihat/memperatikan nilai tolak ukur dari indeks keanekaragaman yang di sebabkan dari :
      produktivitas cukup,
      kondisi ekosistem cukup seimbang,
      tekanan ekologis sedang.
      ekosistem tidak stabil
Rata- rata keragaman pada pengamatan dengan menggunakan  metode transek, di kategorikan keanekaragaman sedang.










DAFTAR PUSTAKA
Ludwiq, J.A., and J. F. Reynolds, 1988, Statistical Ecoloqy a Primer on Methods and
Computing, John Wiley & Sons, New York.
Arsyad, D.M. dan Asadi, 1993. Progress Report on Legumes Varietal Selection for
            Condition Afterlowland Rice and for Acid Soils. Cent. Rest. Inst. For Food Crops.

Anonimous. 2009. Analisis Komunitas Tumbuhan.(online).(http://wordpress.com.
            Diakses pada 10 Desember 2011. Pukul 10.00 WIB).

Hidayat, E.B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Institut Teknologi Bandung   
             Press Kimball. 1999.  Biologi Edisi kelima Jilid II . Jakarta : Erlangga

             Tjitrosoepomo, G. 2002. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University
                          Press.











LAMPIRAN
        
         

Tidak ada komentar: