HASIL
PENGAMATAN
TINGKA LAKU HEWAN
( Di
Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah FISIOLOGI
HEWAN )
UNIVERSITAS
NEGERI MANADO
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
BIOLOGI
2016
Nama
:
Garadus Leha
Nim
:
13 534 119
Kelas/sem : C / VI
Jurusan
:
Pend. BIOLOGI
Tujuan
Praktikum : Untuk mengamati dan mempelajari tingka-laku
Hewan
beberapa spesies.
Hari/tgl
praktikum : Kamis,19 Mei 2016 – Kamis, 2 Juni 2016.
HASIL
PENGAMATAN
Berdasarkan
filumnya hewan yang di temukan sesuai deskripsi di atas adalah 5 filum yang
terdiri dari 11 individu.
·
Fisiologi
tingka laku Reproduksi
Hari/tanggal
: 21 Mei 2016
Lokasi
pengambilan gambar : Taaran II (Lorong SMA)
Gambar, 1Aves(ayam) dan Annelida(cacing tanah)


Pada Gambar 1,
Menunjukan tingka laku repropduksi pada cacing tanah dan ayam :
Cacing
Tanah
Cacing
tanah sebelum melakukan hubungan intim, si jantan akan dan betina akan
memanjangkan organ tubuhnya secara berlawanan sehingga menempel satu sama lain.
Pada waktu mengadakan perkawinan, kedua cacing tanah
saling melekat dibagian anterior, dengan posisi saling berlawanan. Keadaan
saling melekat ini diperkuat oleh seta. Dalam posisi demikian klitelum
masing-msing cacing akan mengeluarkan lendir.
Ayam
Pada bangsa aves (Ayam) sih jantan akan menarik perhatian
sih betina dengan menunjukan kelebihannya : Bulu, suara(berkokok), Gaya berdiri.
·
Fisiologi
tingka laku tidur
Hari/tanggal : Rabu, 22 mei 2016
Lokasi pengambilan gambar : Tataaran II ( Lorong SMA)
Gamabar 1.1.Mamalia(Kucing
dan Babi)


Kucing
seekorkucing tetap terjaga meski-pun kelihatannya
tidur, dan akan bereaksi terhadap gerakan asing, meskipun ringan. Kaki depan
ditekuk dibawah badan, dada kontak dengan tanah tetapi tidak menahan
badan, Kaki Belakang memanjang ke depan
agar bisa meletakan kepalnya dan tidur selama Selama 1 – 2 jam tergantung
kondisi lingkungannya.
Babi
Dalam keadaan tidur kedua kakipada babi akan
melurus dan kedua telinga biasanya
bergerak memnyebabkan babi tidak bisa tidur dengan tenang, sehingga ada
rangsangan dari lingkungan berupa cahaya maka secara spontan matanya akan
terbuka tetapi responnya sedikit melambat.
Hari/tanggal
: Jumat, 27 Mei 2016
Lokasi
pengambilan Gambar : Tataaran II (Lorong
SMA)
Gambar
1.2 Annelida Dan Insecta


Anelida(cacing
tanah)
Pada cacing tanah tingka laku tidurnya tergantung pada
kondisi lingkungan jika tidak stimulus
cacing tanah akan istirahat seperti pada gambar di atas, membolak-balik
sebagian badannya untuk merasakan adanya rangsangan.
Serangga
Biasanya tidur pada tempat dimana dia mencari makan, keadaan
tidurnya di control oleh Antena pada bagian caput. Antena tersebut akan
bergerak kesana dan kemari untuk merasakan adanya rangasangan atau tidak.
·
Fisiologi
tingka laku makan
Hari/tanggal : selasa, 27 Mei 2016
Lokasi Pengambilan gambar : Tondano
( tandengan)
Gambar
1.3. Mamalia


Babi
Pada waktu makan, babi selalu memfokuskan diri terhadap makannya.
Ketika tidak ada makanan atau rasa lapar babi akan mengeluarkan suara dan
membongkar apa yang ada di sekitarnya untuk
mencari makan.
Kucing
Pada gambar di
atas kucing mampu mencari makan pada malam hari karna kemampuan indra
penglihatan peka terhadap stimulus/rangsangan di terima dan gerakan kucing
ketika mencari makan sangat cepat (lincah).
Hari/tanggal : 29 Mei
2016
Lokasi pengambilan
gambar : Tataaran II (lorong SMA )
Gambar
1.4.reptil dan mamalia


Reptilia(cicak)
Untuk mencari mencari makan cicak
hanya berdiam diri pada tempat dimana banyak makan, pada saat makan cicak
mengeluarkan lidahnya untuk memangsa.Pada saat makan ketika ada predator cicak
memutuskan ekornya untuk menakuti dam melarikan diri.
Mamalia( Sapi )
Berjalan melintasi padang rumput, hidung selalu dekat dengan
tanah pada saat merenggut rumput, dibulat-bulatkan, lalu ditelan.rumput dibelit
dengan lidah, ditarik, dipotong dengan gigi dengan dibantu oleh hentakan kepala.
·
Fisiologi
Tingka laku Terotori dan agresifitas
Hari/tanggal : 27 Mei
2016
Lokasi Pengambilan
gambar : jln Unima, kaliongku( LAB )
Gambar 1.5. Mamalia

gonggongan
yang sering dilakukan dan penting untuk mengetahui penyebab dari setiap kasus.
Nada dan pola gonggongan mungkin dapat membantu kita memahami alasan anjing
menggonggong.Beberapa anjing sering menggonggong ketika mendengar suara-suara
ribut, kedatangan tamu atau ada orang atau pun anjing yang melewati tempat
tinggalnya. Anjing yang bertingkah laku seperti ini sebaiknya dialihkan
perhatiannya agar tidak terlalu sensitive.
DESKRIPSI DATA

No
|
Hewan
( Filum )
|
Lokasi
|
Jumlah
|
1
|
Mamalia
|
LAB(kaliongku)
Tondano(tandengan)
Tataaran
II(lorong SMA)
|
8( delapan)
|
2
|
Reptilia
|
Tataaran
II ( lorong SMA)
|
1 (satu)
|
3
|
Aves
|
Tataaran
II ( Lorong SMA )
|
1 ( satu )
|
4
|
Insecta
|
Tataarab
II (lorong SMA)
|
1 ( satu )
|
5
|
Annelida
|
Tataaran
II ( Lorong SMA )
|
2( dua )
|
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan deskripsi data di atas
bahwa aktivitas terkoordinasi dan terarah akibat adanya rangsang.Tingkah laku
ini melibatkan reseptor dan efektor, kondisi saraf dan hormonal. Refleks adalah
gerakan atau respon sederhana,
Tingkah laku merupakan bawaan sejak lahir atau sebagai
refleksi karakteristik ternak tersebut, yang tidak berubah oleh proses belajar.
Etogram
yaitu gambaran tingkah laku khusus ternak adalah sebagai berikut: merupakan katalog yang tepat dan terinci yang memuat
respons yang membentuk tingkah laku, untuk mengetahui bagaimana hewan mengatasi bermacam-macam lingkungan dan
pengalaman. dan terbentuk dari tiap
elemen pola reaksi.
Beberapa
Istilah Dalam Etogram yaitu:
a) Ingestif. Tingkah laku yang berhubungan dengan makan, merumput,
menyusu, menjilati garam untuk memenuhi kebutuhan hidup
b) Pencarian tempat berteduh (shelter-seeking). Mencari lingkungan tau tempat yang optimal
bagi dirinya, misal : berteduh di bawah pohon (mamalia), mencari pohon untuk bersarang
(burung).
c) Penyidikan (investigatory).
Merupakan karakteristik yang penting untuk memudahkan mereka melihat keadaan
bahaya atau menemukan temannya, misal : mengangkat kepala, mengarahkan mata,
telinga dan hidung kearah gangguan, mencium dan menjilati temannya.
d) Alelomimetik
(kelompok).
Tingkah laku yang sama dalam satu satuan waktu, misal : merumput, berjalan, berlari, tidur, terbang.
e) Agonistik (artinya berjuang). Tingkah laku yang ada
hubungannya dengan agresivitas, kepatuhan, dan pertahanan, misal: menakut-nakuti, pdkt, berkelahi, melarikan diri
f) Eliminatif. Tingkah laku yang meliputi kencing dan buang kotoran yang
berbeda-beda antara spesies dan jenis kelamin, misal : sapi, anjing, jantan dan
betina, dapat juga menandai daerah kekuasaannya dan bagian dari komunikasi
antara temannya.
g) Epimeletik (care giving)
dan Et-epimeletik(care-soliciting). Tingkah laku
keindukan / keibuan, misal : menjilati dan menggigit placenta
pada anak setelah melahirkan, mencium dan menjilati anaknya, berteriak
/mengembik bila terpisah dari kelompoknya, sedangkan pada burung dan kera hewan
jantan menunjukkan sifat yang sama seperti betina tehadap anaknya.
h) Seksual atau reproduksi. Tingkah laku yang beragam yang diperlukan sebelum
kopulasi.
Makhluk hidup melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan
di sekitar habitat tempat hidupnya tidak terkecuali manusia.Adaptasi yang
dilakukan makhluk hidup bertujuan untuk dapat bertahan hidup dari kondisi
lingkungan yang mungkin kurang menguntungkan.Di bawah ini adalah merupakan
beberapa bentuk adaptasi tingkah laku (behavioral adaptation) pada binatang /
hewan di sekitar kita disertai pengertian.
Mimikri adalah teknik manipulasi warna kulit pada binatang
seperti misalnya bunglon yang dapat berubah-ubah sesuai warna benda di
sekitarnya agar dapat mengelabuhi binatang predator / pemangsa sehingga sulit
mendeteksi keberadaan bunglon untuk dimangsa. Jika bunglon dekat dengan
dedaunan hijau maka dia akan berubah warna kulit menjadi hijau, jika dekat
batang pohon warna coklat, dia juga ikut ganti warna menjadi coklat, dan lain
sebagainya.
Hibernasi adalah teknik bertahan hidup pada lingkungan yang
keras dengan cara tidur menonaktifkan dirinya (dorman). Hibernasi bisa
berlangsung lama secara berbulan-bulan seperti beruang pada musim dingin.
Hibernasi biasanya membutuhkan energi yang sedikit, karena selama masa itu
biantang yang berhibernasi akan memiliki suhu tubuh yang rendah, detak jantung
yang lambat, pernapasan yang lambat, dan lain-lain. Binatang tersebut akan
kembali aktif atau bangun setelah masa sulit terlewati. Contoh hewan yang
berhibernasi yaitu seperti ular, ikan, beruang, kura-kura, bengkarung, dan
lain-lain.
Autotomi adalah teknik bertahan hidup dengan cara
mengorbankan salah satu bagian tubuh. Contoh autotomi yaitu pada cicak / cecak
yang biasa hidup di dinding rumah, pohon, dll. Cicak jika merasa terancam ia
akan tega memutuskan ekornya sendiri untuk kabur dari sergapan musuh. Ekor yang
putus akan melakukan gerakan-gerakan yang cukup menarik perhatian sehingga
perhatian pemangsa akan fokus ke ekor yang putus, sehingga cicak pun bisa kabur
dengan lebih leluasa.
Setiap hewan
memiliki tingkah laku yang khas dan spesifik. Tingkah laku ini merupakan bawaan
dan refleksi karakteristik spesies hewan tersebut yang dapat membedakannya
dengan hewan lain. Tingkah laku khusus yang dimiliki spesies hewan tidak akan
berubah oleh proses belajar meskipun semua sifat bawaan lainnya dapat berubah.
Ethologi sebagai ilmu tingkah laku hewan kedudukannya saling berkaitan dan
berhubungan dengan ilmu-ilmu lain seperti fisiologi, genetika, zoologi, dan
psikologi.
Setiap makhluk hidup akan melakukan interaksi dengan
lingkungannya sejak pertama kali mereka dilahirkan. Untuk tetap eksis setiap
makhluk hidup harus mampu melakukan adaptasi, baik pada tingkatan populasi
maupun komunitas pada suatu biosfer.Apabila kita melakukan eksplorasi terhadap
beberapa macam interaksi makhluk hidup, banyak contoh telah di kemukakan para
peniliti pada bidang tingka laku hewan.Kajian tingka laku dari hewan dapat
dijadikan suatu “kunci” untuk memahami evolusi dan fungsi ekologi dari hewan
tersebut.Kajian tingka laku hewan pada dasarnya mempelajari bagaiman hewan-hewan
berperilaku di lingkungannya.
Sistem saraf bersama sistem
endokrin mengkoordinasikan seluruh sistem di dalam tubuh. Sistem saraf dan
sistem endokrin ini merupakan suatu sistem yang saling berhubungan sehingga
dinamakan sistem neuroendokrin.Hormon bekerja atas perintah dari sistem
sarafdan sistem yang mengatur kerjasama antara saraf dan hormon terdapat pada
daerah hipotalamus.Daerah hipotalamus sering disebut daerah kendali saraf
endokrin (neuroendocrine control).
Hal ini karena kerja dari kelenjar
hipofisis tersebut dipengaruhi oleh hypothalamus.Berikut ini adalah hubungan
sistem hormon dengan sistem saraf yang digambarkan dalam bentuk skema atau
bagan :Releasing Factor/Faktor pembebasAdalah faktor yang memperbaiki situasi
atau kondisi tubuh, sehingga kondisi tubuh menjadi lebih baik. Faktor tersebut
adalah hormon-hormon yang mencegah terjadinya kondisi tubuh tersebut.Inhibitor
Factor/Faktor penghambat Adalah faktor yang terus mendukung situasi atau
kondisi tubuh, sehingga kondisi tubuh menjadi tidak baik/memperburuk kondisi
tubuh. Faktor tersebut adalah hormon-hormon yang mendukung terjadinya kondisi
tubuh tersebut.
KESIMPULAN
Tingka laku hewan merupakan bentuk strategi adaptasi bagi
keberlangsungan hidup hewan yang meliputi semua gerakan motorik dan semua
sensasi yang dialami oleh hewan sebagai respon atas perubahan internal milieu
dan lingkungan eksternal (fisik, biotis, sosial). Terdapat beragam jenis
perilaku pada hewan.
Kepekaan terhadap stimulus
merupakan salah satu ciri utama kehidupan. Tujuan akhir dari respon adalah
untuk mempertahankan hidupnya. Respon heawan terhadap lingkungannya bervariasi
tergantung dari jenis dan intensitas stimulus, jenis spesies, stadium
perkembangan, umur, kondisi fisiologis dan kisaran toleransi terhadap
lingkungannya.
Apabila kondisi lingkungan
menjadi sangat tidak baik, maka yang terjadi adalah, pertama, hewan
meninggalkan tempat itu dan mencari tempat dengan kondisi yang lebih baik.
Kedua, hewan memberikan respon tertentu yang mampu mengatasi efek negative
perubahan tersebut. Ketiga, hewan itu akan mati.
DAFTAR
PUSTAKA.
Dellmeier, G.R., et al. 1985.”Comparison of Four Methods of Calf Confinement:
II)
Behavior.”Journal of Animal Science,
60(5):1102-1109.
Friend, T. 1991. “Behavioral
Aspect of Stress.” Journal of Dairy Science, 74:292-303.
Krohn, C.C. 1994. “Behavior of Dairy Cows Kept in Extensive
(loose housing/pasture) or
Intensive
(tie stall) Environments:III) grooming, Exploration and Abnormal Behavior.”
Applied Animal Behavior Science.
Vande,
Nursholeh. 2011. Human Physiology.
Company, Tanjung Jabung Timur. Unja Nanda, 2012. Fakultas Peternakan
Universitas Haluoleo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar