Selasa, 04 Oktober 2016

tingka-laku hewan






HASIL PENGAMATAN
                                    TINGKA LAKU HEWAN
( Di Ajukan  Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah FISIOLOGI HEWAN )








UNIVERSITAS NEGERI MANADO
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
BIOLOGI
2016











IDENTITAS
Nama                       :  Garadus Leha

Nim                         :  13 534 119

Kelas/sem                :  C / VI

Jurusan                    :  Pend. BIOLOGI

Tujuan Praktikum   :  Untuk mengamati dan mempelajari tingka-laku Hewan
beberapa spesies.
Hari/tgl praktikum  :  Kamis,19 Mei 2016 – Kamis, 2 Juni 2016.









HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan filumnya hewan yang di temukan sesuai deskripsi di atas adalah 5 filum yang terdiri dari 11 individu.
·         Fisiologi tingka laku Reproduksi
Hari/tanggal : 21 Mei 2016
Lokasi pengambilan gambar : Taaran II (Lorong SMA)

Gambar, 1Aves(ayam) dan Annelida(cacing tanah)



Pada Gambar 1, Menunjukan tingka laku repropduksi pada cacing tanah dan ayam :
Cacing Tanah
Cacing tanah sebelum melakukan hubungan intim, si jantan akan dan betina akan memanjangkan organ tubuhnya secara berlawanan sehingga menempel satu sama lain. Pada waktu mengadakan perkawinan, kedua cacing tanah saling melekat dibagian anterior, dengan posisi saling berlawanan. Keadaan saling melekat ini diperkuat oleh seta. Dalam posisi demikian klitelum masing-msing cacing akan mengeluarkan lendir.
Ayam
Pada bangsa aves (Ayam) sih jantan akan menarik perhatian sih betina dengan menunjukan kelebihannya : Bulu, suara(berkokok), Gaya berdiri.


·         Fisiologi tingka laku tidur

Hari/tanggal : Rabu, 22 mei 2016
Lokasi pengambilan gambar  : Tataaran II ( Lorong SMA)


Gamabar 1.1.Mamalia(Kucing dan Babi)

Kucing
seekorkucing tetap terjaga meski-pun kelihatannya tidur, dan akan bereaksi terhadap gerakan asing, meskipun ringan. Kaki depan ditekuk dibawah badan, dada kontak dengan tanah tetapi tidak menahan badan,  Kaki Belakang memanjang ke depan agar bisa meletakan kepalnya dan tidur selama Selama 1 – 2 jam tergantung kondisi lingkungannya.
Babi
Dalam keadaan tidur kedua kakipada babi akan melurus  dan kedua telinga biasanya bergerak memnyebabkan babi tidak bisa tidur dengan tenang, sehingga ada rangsangan dari lingkungan berupa cahaya maka secara spontan matanya akan terbuka tetapi responnya sedikit melambat.






            Hari/tanggal : Jumat, 27 Mei 2016
            Lokasi pengambilan Gambar : Tataaran II  (Lorong SMA)

Gambar 1.2 Annelida Dan Insecta


Anelida(cacing tanah)
Pada cacing  tanah tingka laku tidurnya tergantung pada kondisi  lingkungan jika tidak stimulus cacing tanah akan istirahat seperti pada gambar di atas, membolak-balik sebagian badannya untuk merasakan adanya rangsangan.
Serangga
Biasanya tidur pada  tempat dimana dia mencari makan, keadaan tidurnya di control oleh Antena pada bagian caput. Antena tersebut akan bergerak kesana dan kemari untuk merasakan adanya rangasangan atau  tidak.




·         Fisiologi tingka laku makan

Hari/tanggal : selasa, 27 Mei 2016
Lokasi Pengambilan gambar : Tondano ( tandengan)


Gambar 1.3. Mamalia
            

Babi
Pada waktu makan, babi  selalu memfokuskan diri terhadap makannya. Ketika tidak ada makanan atau rasa lapar babi akan mengeluarkan suara dan membongkar apa yang ada di sekitarnya untuk  mencari makan.
            Kucing
            Pada gambar  di  atas kucing mampu mencari makan pada malam hari karna kemampuan indra penglihatan peka terhadap stimulus/rangsangan di terima dan gerakan kucing ketika mencari makan sangat cepat (lincah).



Hari/tanggal : 29 Mei 2016
Lokasi pengambilan gambar : Tataaran II (lorong SMA )

Gambar 1.4.reptil dan mamalia
            Reptilia(cicak)
            Untuk mencari mencari makan cicak hanya berdiam diri pada tempat dimana banyak makan, pada saat makan cicak mengeluarkan lidahnya untuk memangsa.Pada saat makan ketika ada predator cicak memutuskan ekornya untuk menakuti dam melarikan diri.
Mamalia( Sapi )
Berjalan melintasi padang rumput, hidung selalu dekat dengan tanah pada saat merenggut rumput, dibulat-bulatkan, lalu ditelan.rumput dibelit dengan lidah, ditarik, dipotong dengan gigi dengan dibantu oleh hentakan kepala.




·         Fisiologi Tingka laku Terotori dan agresifitas
Hari/tanggal : 27 Mei 2016
Lokasi Pengambilan gambar : jln Unima, kaliongku( LAB )
Gambar 1.5. Mamalia
 Anjing akan mempertahankan wilayah kekuasaannya ketika seseutu yang di anggap baru baginya. Anjing akan menggonggong dan menggigit ketika kita melaggar/atau mengganggunya pada saat : makan, tidur, reproduksi bahkan mengganggu Sesuatu yang dikenalinya.
gonggongan yang sering dilakukan dan penting untuk mengetahui penyebab dari setiap kasus. Nada dan pola gonggongan mungkin dapat membantu kita memahami alasan anjing menggonggong.Beberapa anjing sering menggonggong ketika mendengar suara-suara ribut, kedatangan tamu atau ada orang atau pun anjing yang melewati tempat tinggalnya. Anjing yang bertingkah laku seperti ini sebaiknya dialihkan perhatiannya agar tidak terlalu sensitive.




DESKRIPSI DATA

No
Hewan ( Filum )
Lokasi
Jumlah

1
Mamalia
LAB(kaliongku)
Tondano(tandengan)
Tataaran II(lorong SMA)
8( delapan)

2
Reptilia
Tataaran II ( lorong SMA)
1 (satu)

3
Aves
Tataaran II ( Lorong SMA )
1 ( satu )
4
Insecta
Tataarab II (lorong SMA)
1 ( satu )
5
Annelida
Tataaran II ( Lorong SMA )
2( dua )




PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan deskripsi data di atas bahwa aktivitas terkoordinasi dan terarah akibat adanya rangsang.Tingkah laku ini melibatkan reseptor dan efektor, kondisi saraf dan hormonal. Refleks adalah gerakan atau respon sederhana,
Tingkah laku merupakan bawaan sejak lahir atau sebagai refleksi karakteristik ternak tersebut, yang tidak berubah oleh proses belajar. Etogram yaitu gambaran tingkah laku khusus ternak adalah sebagai berikut: merupakan katalog yang tepat dan terinci yang memuat respons yang membentuk tingkah laku, untuk mengetahui bagaimana hewan mengatasi bermacam-macam lingkungan dan pengalaman. dan terbentuk dari tiap elemen pola reaksi.
Beberapa Istilah Dalam Etogram yaitu:
a)      Ingestif. Tingkah laku yang berhubungan dengan makan, merumput, menyusu, menjilati garam untuk memenuhi kebutuhan hidup
b)      Pencarian tempat berteduh (shelter-seeking). Mencari lingkungan tau tempat yang optimal bagi dirinya, misal : berteduh di bawah pohon (mamalia), mencari pohon untuk bersarang (burung).
c)      Penyidikan (investigatory). Merupakan karakteristik yang penting untuk memudahkan mereka melihat keadaan bahaya atau menemukan temannya, misal : mengangkat kepala, mengarahkan mata, telinga dan hidung kearah gangguan, mencium dan menjilati temannya.
d)     Alelomimetik (kelompok). Tingkah laku yang sama dalam satu satuan waktu, misal : merumput, berjalan, berlari, tidur, terbang.
e)      Agonistik (artinya berjuang). Tingkah laku yang ada hubungannya dengan agresivitas, kepatuhan, dan pertahanan, misal: menakut-nakuti, pdkt, berkelahi, melarikan diri
f)       Eliminatif. Tingkah laku yang meliputi kencing dan buang kotoran yang berbeda-beda antara spesies dan jenis kelamin, misal : sapi, anjing, jantan dan betina, dapat juga menandai daerah kekuasaannya dan bagian dari komunikasi antara temannya.
g)      Epimeletik (care giving) dan Et-epimeletik(care-soliciting). Tingkah laku keindukan / keibuan, misal : menjilati dan menggigit placenta pada anak setelah melahirkan, mencium dan menjilati anaknya, berteriak /mengembik bila terpisah dari kelompoknya, sedangkan pada burung dan kera hewan jantan menunjukkan sifat yang sama seperti betina tehadap anaknya.
h)      Seksual atau reproduksi. Tingkah laku yang beragam yang diperlukan sebelum kopulasi.

Makhluk hidup melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan di sekitar habitat tempat hidupnya tidak terkecuali manusia.Adaptasi yang dilakukan makhluk hidup bertujuan untuk dapat bertahan hidup dari kondisi lingkungan yang mungkin kurang menguntungkan.Di bawah ini adalah merupakan beberapa bentuk adaptasi tingkah laku (behavioral adaptation) pada binatang / hewan di sekitar kita disertai pengertian.
Mimikri adalah teknik manipulasi warna kulit pada binatang seperti misalnya bunglon yang dapat berubah-ubah sesuai warna benda di sekitarnya agar dapat mengelabuhi binatang predator / pemangsa sehingga sulit mendeteksi keberadaan bunglon untuk dimangsa. Jika bunglon dekat dengan dedaunan hijau maka dia akan berubah warna kulit menjadi hijau, jika dekat batang pohon warna coklat, dia juga ikut ganti warna menjadi coklat, dan lain sebagainya.
Hibernasi adalah teknik bertahan hidup pada lingkungan yang keras dengan cara tidur menonaktifkan dirinya (dorman). Hibernasi bisa berlangsung lama secara berbulan-bulan seperti beruang pada musim dingin. Hibernasi biasanya membutuhkan energi yang sedikit, karena selama masa itu biantang yang berhibernasi akan memiliki suhu tubuh yang rendah, detak jantung yang lambat, pernapasan yang lambat, dan lain-lain. Binatang tersebut akan kembali aktif atau bangun setelah masa sulit terlewati. Contoh hewan yang berhibernasi yaitu seperti ular, ikan, beruang, kura-kura, bengkarung, dan lain-lain.
Autotomi adalah teknik bertahan hidup dengan cara mengorbankan salah satu bagian tubuh. Contoh autotomi yaitu pada cicak / cecak yang biasa hidup di dinding rumah, pohon, dll. Cicak jika merasa terancam ia akan tega memutuskan ekornya sendiri untuk kabur dari sergapan musuh. Ekor yang putus akan melakukan gerakan-gerakan yang cukup menarik perhatian sehingga perhatian pemangsa akan fokus ke ekor yang putus, sehingga cicak pun bisa kabur dengan lebih leluasa.


Setiap hewan memiliki tingkah laku yang khas dan spesifik. Tingkah laku ini merupakan bawaan dan refleksi karakteristik spesies hewan tersebut yang dapat membedakannya dengan hewan lain. Tingkah laku khusus yang dimiliki spesies hewan tidak akan berubah oleh proses belajar meskipun semua sifat bawaan lainnya dapat berubah. Ethologi sebagai ilmu tingkah laku hewan kedudukannya saling berkaitan dan berhubungan dengan ilmu-ilmu lain seperti fisiologi, genetika, zoologi, dan psikologi.
Setiap makhluk hidup akan melakukan interaksi dengan lingkungannya sejak pertama kali mereka dilahirkan. Untuk tetap eksis setiap makhluk hidup harus mampu melakukan adaptasi, baik pada tingkatan populasi maupun komunitas pada suatu biosfer.Apabila kita melakukan eksplorasi terhadap beberapa macam interaksi makhluk hidup, banyak contoh telah di kemukakan para peniliti pada bidang tingka laku hewan.Kajian tingka laku dari hewan dapat dijadikan suatu “kunci” untuk memahami evolusi dan fungsi ekologi dari hewan tersebut.Kajian tingka laku hewan pada dasarnya mempelajari bagaiman hewan-hewan berperilaku di lingkungannya.
Sistem saraf  bersama sistem endokrin mengkoordinasikan seluruh sistem di dalam tubuh. Sistem saraf dan sistem endokrin ini merupakan suatu sistem yang saling berhubungan sehingga dinamakan sistem neuroendokrin.Hormon bekerja atas perintah dari sistem sarafdan sistem yang mengatur kerjasama antara saraf dan hormon terdapat pada daerah hipotalamus.Daerah hipotalamus sering disebut daerah kendali saraf endokrin (neuroendocrine control). 
Hal ini karena kerja dari kelenjar hipofisis tersebut dipengaruhi oleh hypothalamus.Berikut ini adalah hubungan sistem hormon dengan sistem saraf yang digambarkan dalam bentuk skema atau bagan :Releasing Factor/Faktor pembebasAdalah faktor yang memperbaiki situasi atau kondisi tubuh, sehingga kondisi tubuh menjadi lebih baik. Faktor tersebut adalah hormon-hormon yang mencegah terjadinya kondisi tubuh tersebut.Inhibitor Factor/Faktor penghambat Adalah faktor yang terus mendukung situasi atau kondisi tubuh, sehingga kondisi tubuh menjadi tidak baik/memperburuk kondisi tubuh. Faktor tersebut adalah hormon-hormon yang mendukung terjadinya kondisi tubuh tersebut.


                                                            KESIMPULAN
Tingka laku hewan  merupakan bentuk strategi adaptasi bagi keberlangsungan hidup hewan yang meliputi semua gerakan motorik dan semua sensasi yang dialami oleh hewan sebagai respon atas perubahan internal milieu dan lingkungan eksternal (fisik, biotis, sosial). Terdapat beragam jenis perilaku pada hewan.
Kepekaan terhadap stimulus merupakan salah satu ciri utama kehidupan. Tujuan akhir dari respon adalah untuk mempertahankan hidupnya. Respon heawan terhadap lingkungannya bervariasi tergantung dari jenis dan intensitas stimulus, jenis spesies, stadium perkembangan, umur, kondisi fisiologis dan kisaran toleransi terhadap lingkungannya.
Apabila kondisi lingkungan menjadi sangat tidak baik, maka yang terjadi adalah, pertama, hewan meninggalkan tempat itu dan mencari tempat dengan kondisi yang lebih baik. Kedua, hewan memberikan respon tertentu yang mampu mengatasi efek negative perubahan tersebut. Ketiga, hewan itu akan mati.














                                                            DAFTAR PUSTAKA.

Dellmeier, G.R., et al. 1985.”Comparison of Four Methods of Calf Confinement: II)
Behavior.”Journal of Animal Science, 60(5):1102-1109.
Friend, T. 1991. “Behavioral Aspect of Stress.” Journal of Dairy Science, 74:292-303.
          http://tonysapi.multiply.com. Diakses pada tanggal 02 Oktober 2013 pukul 16.20
Krohn, C.C. 1994. “Behavior of Dairy Cows Kept in Extensive (loose housing/pasture) or
Intensive (tie stall) Environments:III) grooming, Exploration and Abnormal Behavior.” Applied Animal Behavior Science.
Vande, Nursholeh. 2011. Human Physiology. Company, Tanjung Jabung Timur. Unja Nanda, 2012. Fakultas Peternakan Universitas Haluoleo.

Tidak ada komentar: