Selasa, 04 Oktober 2016

kompetisi spesies

ekologi tumbuhan; kompetisi spesies


LAPORAN HASIL PENGAMATAN
EKOLOGI  TUMBUHAN
KOMPETISI SPESIES PADA TUMBUHAN








Disusun Oleh
  Nama , Garadus Leha
  Nim    , 13 534 119


UNIVERSITAS NEGERI MANADO
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
BIOLOGI
2016





Praktikum II.
( Intraspesies Dan Interspesies)
Ø Pembuatan    :  10 April 2016
       

Ø Pengamatan  :  11 April 2016 – 24 April 2014



Ø Pemasukan    :  28 April 2016


Tujuan :
-          Untuk Mempelajari Interaksi spesies beberapa jenis.













DASAR TEORI
Pada praktikum Ekologi Tumbuhan tentang Persaingan Intra Tanaman dan Inter Tanaman akan mempelajari dan membuktikan bagaimana fenomena persaingan yang terjadi anatara dua jenis tanaman itu sendiri, pengaruh persaingan antara dua jenis tanaman yang ditanam secara monospesies dan heterospesies, dan perbandingan apa saja yang terjadi pada pertumbuhan tanaman yang ditanam secara monospesies dan heterospesies.
Odum (1983), menyatakan kompetisi adalah interaksi antara dua organisme yang berusaha untuk hal sama. Interaksi kompetisi biasanya interspesies dan intraspeies, berpengaruh terhadap pertumbuhan dan proses bertahan hidup oleh dua atau lebih spesies populasi. Interaksi kompetisi biasanya melibatkan ruang lingkup, makanan, nutrisi, cahaya matahari, dan tipe-tipe lain dari interaksi.
Persaingan antar spesies itu sendiri adalah persaingan antar individu atau antara satu spesies dengan spesies yang lain. Adanya persaingan antar tanaman dapat mengurangi kemampuan tanaman untuk tumbuh dan berkembang dengan kata lain untuk membuat makanannya melalui proses fotosintesis.
Kacang Merah (Vigna unguralis), Kacang tanah (Arachis hypogaea ),jagung (Zea mays) dan Kacang hijau (Vigna Radiata). merupakan jenis tumbuhan dengan habitat yang berbeda. Akan tetapi, jika ditanam pada satu media maka akan terjadi suatu interaksi. Interaksi tersebut tentu saja berupa kompetisi dimana tidak hanya memperebutkan tempat tumbuh, tetapi juga saling memperebutkan unsur hara, air dan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Hal ini berarti terjadi masalah dalam ekologi antara kacang Merah (Vigna unguralis), kacang tanah (Arachis Hypogaea), jagung (Zea mays) dan Kacang hijau (Vigna Radiata). Tumpang tindihnya dalam ekologi antara tumbuhan tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan dan daya hidupnya.



Pada saat pembelajaran mengenai Ekologi Tumbuhan, terdapat banyak sekali teori yang menjelaskan  mengenai faktor-faktor, mekanisme, maupun macam-macam ekologi. Namun, teori tersebut belum dapat dipelajari penuh jika kita belum mengetahui bagaimana keadaannya
sebenarnya di lingkungan kita.
Setiap tumbuhan membutuhkan kondisi lingkungan yang sesuai dengan persyaratan tumbuhnya. Pertumbuhan dan hasil tanaman ditentukan selain oleh jenis tanaman juga oleh kondisi lingkungannya. Ketersediaan unsure hara yang berbeda dalam tanah tentunya akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman.

Untuk itu, maka dilakukan praktek lapangan sekaligus penelitian untuk lebih mengetahui dan membuktikan teori-teori tersebut. Dengan berlandaskan teori-teori tersebut, di dalam praktikum ini, akan diamati perkembangan kacang tanah pada media tanam yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pada tanaman kacang tanah(Arachis hypogaea).

Pertumbuhan dan perkembangan bergantung pada kesuburan tanah baik secara kimia melalui peningkatan kandungan bahan organik tanah dan unsur hara tanah, maupun secara fisik melalui perbaikan struktur tanah dan secara biologi melalui peningkatan aktivitas mikroorganisme tanah. Reaksi beberapa jenis tanaman berbeda satu sama lain terhadap lingkungan.







ALAT DAN BAHAN
Alat :                                      
-          Meter

-          Polibag

-          Plakban

-          Gelas ukur

-          Camera(hp)

-          Atm(alat tulis menulis)


-          Wadah(ember)

Bahan :
-          Bibit (V.angularis,V.radiata,Zea Mays dan Arachis Hypogaea)

-           Tanah (gembur, bertekstur ringan)

-          Air





DATA HASIL PRAKTIKUM
Ø  Hasil Pengamatan praktikum II  (Interspesies  dan Intraspesies)
Minggu I, 17 April 2016.
Tabel 1.1. Zea Mays (Intraspesies)
Hari        
          tgl
Polibag  A (Zea Mays)
Kecepatan
Berkecanbah
Tinggi
Tanaman
Panjang
Daun
Lebar
Daun
Jumlah
Daun
Minggu/10
-
-
-
-
-
Senin/11
-
-
-
-
-
Selasa/12
0,3 cm
-
-
-
-
Rabu/ 13
2,5 cm
-
-
-
-
Kamis/14
-
3,5 cm
2,7 cm
0,6 cm
1
Jumat/15
-
4-5 cm
3,8 cm
1,5cm
2
Sabtu/16
-
5-6,5 cm
6  cm
2,5 cm
2

Tabel 1.2. Zea Mays (Intraspesies)
Hari        
          tgl
Polibag  B (Zea Mays)
Kecepatan
Berkecanbah
Tinggi
Tanaman
Panjang
Daun
Lebar
Daun
Jumlah
Daun
Minggu/10
-
-
-
-
-
Senin/11
-
-
-
-
-
Selasa/12
0,5 cm
-
-
-
-
Rabu/ 13
1,5 cm
-
-
-
-
Kamis/14
-
4 cm
3,7 cm
0,6 cm
1
Jumat/15
-
5-6 cm
4,5 cm
1,2cm
2
Sabtu/16
-
6-8,5 cm
6,8  cm
2,2- cm
2




Tabel 1.3.Zea Mays( Intraspesies)
Hari        
          Tgl
Polibag  C (Zea Mays)
Kecepatan
Berkecanbah
Tinggi
Tanaman
Panjang
Daun
Lebar
Daun
Jumlah
Daun
Minggu/10
-
-
-
-
-
Senin/11
-
-
-
-
-
Selasa/12
0,3-0,5 cm
-
-
-
-
Rabu/ 13
2,5-3,5 cm
-
-
-
-
Kamis/14
-
3,5-4 cm
2,7 cm
0,6 cm
1
Jumat/15
-
4-5,6 cm
3,8-5 cm
1,5cm
2
Sabtu/16
-
6,5-7,5 cm
6-8  cm
2,5 cm
2

Minggu II, 24 Maret 2016
Tabel 1.4. Zea Mays (Intraspesies)
Hari        
          Tgl
Polibag  A
Kecepatan
Berkecanbah
Tinggi
Tanaman
Panjang
Daun
Lebar
Daun
Jumlah
Daun
Minggu/17
-
25-30 cm
20-25 cm
2-3cm
2-3








Hari        
          Tgl
Polibag  B
Kecepatan
Berkecanbah
Tinggi
Tanaman
Panjang
Daun
Lebar
Daun
Jumlah
Daun
Minggu/17
-
20-35 cm
15-25 cm
2-3cm
2-3








Hari        
          Tgl
Polibag  C
Kecepatan
Berkecanbah
Tinggi
Tanaman
Panjang
Daun
Lebar
Daun
Jumlah
Daun
Minggu/17
-
38-45 cm
22-30 cm
2-3cm
2-3










Minggu I 17 April 2016( Interspesies)
Tabel. 1.7. Zea Mays + V.Angularis
Spesies
Hari
         
          Tgl
Polibag A
Kecepatan
Berkecambah
Tinggi
Tanaman
Panjang
Daun
Lebar
Daun
Jumlah
Daun




Zea Mays
Minggu/10
-
-
-
-
-
Senin/11
-
-
-
-
-
Selasa/12
0,5 cm
-
-
-
-
Rabu/ 13
3,5 cm
-
-
-
-
Kamis/14
-
4 cm
3,5 cm
0,5 cm
1
Jumat/15
-
6 cm
5,5 cm
1cm
1
Sabtu/16
-
7,5 cm
6  cm
2 cm
2



V.Angularis
Minggu/10
-
-
-
-
-
Senin/11
-
-
-
-
-
Selasa/12
0,3-0,5 cm
-
-
-
-
Rabu/ 13
2,5-3,5 cm
-
-
-
-
Kamis/14
-
5-6 cm
2-3cm
1,9-2,5 cm
2
Jumat/15
-
7-8cm
3,5 cm
3,3-5 cm
2
Sabtu/16
-
9-10cm
4-5  cm
4,2-5,2cm
2










Tabel.1.8.Zea Mays + V.Angularis + Arachis  hypogaea ( Interspesies )
Spesies
Hari
         
          tgl
Polibag B
Kecepatan
Berkecambah
Tinggi
Tanaman
Panjang
Daun
Lebar
Daun
Jumlah
Daun




Zea Mays
Minggu/10
-
-
-
-
-
Senin/11
-
-
-
-
-
Selasa/12
0,5 cm
-
-
-
-
Rabu/ 13
3,5 cm
-
-
-
-
Kamis/14
-
4 cm
3,5 cm
0,5 cm
1
Jumat/15
-
6 cm
5,5 cm
1cm
1
Sabtu/16
-
7,5 cm
6  cm
2 cm
2



V.Angularis
Minggu/10
-
-
-
-
-
Senin/11
-
-
-
-
-
Selasa/12
0,3-0,5 cm
-
-
-
-
Rabu/ 13
2,5-3,5 cm
-
-
-
-
Kamis/14
-
5-6 cm
2-3cm
1,9-2,5 cm
2
Jumat/15
-
7-8cm
3,5 cm
3,3-5 cm
2
Sabtu/16
-
9-10cm
4-5  cm
4,2-5,2cm
2




A.Hypogaea
Minggu/10
-
-
-
-
-
Senin/11
-
-
-
-
-
Selasa/12
-
-
-
-
-
Rabu/ 13
0,1cm
-
-
-
-
Kamis/14
0,5cm
-
-
-
-
Jumat/15
0,8-1cm
-
-
-
-
Sabtu/16
-
1-3 cm
1,4cm
1 cm
2

Tabel.1.9.Zea Mays + V.Angularis + Arachis  hypogaea + V. Radiata( Interspesies )
Spesies
Hari
         
          tgl
Polibag C
Kecepatan
Berkecambah
Tinggi
Tanaman
Panjang
Daun
Lebar
Daun
Jumlah
Daun




Zea Mays
Minggu/10
-
-
-
-
-
Senin/11
-
-
-
-
-
Selasa/12
0,5 cm
-
-
-
-
Rabu/ 13
3,5 cm
-
-
-
-
Kamis/14
-
4 cm
3,5 cm
0,5 cm
1
Jumat/15
-
6 cm
5,5 cm
1cm
1
Sabtu/16
-
7,5 cm
6  cm
2 cm
2



V.Angularis
Minggu/10
-
-
-
-
-
Senin/11
-
-
-
-
-
Selasa/12
0,3-0,5 cm
-
-
-
-
Rabu/ 13
2,5-3,5 cm
-
-
-
-
Kamis/14
-
5-6 cm
2-3cm
1,9-2,5 cm
2
Jumat/15
-
7-8cm
3,5 cm
3,3-5 cm
2
Sabtu/16
-
9-10cm
4-5  cm
4,2-5,2cm
2




A.Hypogaea
Minggu/10
-
-
-
-
-
Senin/11
-
-
-
-
-
Selasa/12
-
-
-
-
-
Rabu/ 13
0,1cm
-
-
-
-
Kamis/14
0,5cm
-
-
-
-
Jumat/15
0,8-1cm
-
-
-
-
Sabtu/16
-
1-3 cm
1,4cm
1 cm
2



V.Radiata
Minggu/10
-
-
-
-
-
Senin/11
-
-
-
-
-
Selasa/12
-
-
-
-
-
Rabu/ 13
-
-
-
-
-
Kamis/14
-
-
-
-
-
Jumat/15
-
-
-
-
-










DESKRIPSI DATA          
Ø  Praktikum II,  ZeaMays ( Intraspesies )
Beradasarkan Data hasil pengamatan (Tabel 1.1,1.2 dan 1.3) Maka Rata-Rata  Pertumbuhan Zea Mays adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3.

Minggu
Rata-Rata(∑µ)
Polibag   
A
B
C
I
5,7 cm
6,4 cm
6,6 cm
II
8,7 cm
9,4 cm
11,6 cm

Pada setiap polybag(A,B dan C) Perlakuan yang di berikan sama, tetapi dalam proses interaksi kompetisinya berbeda-beda. dimana polibag C pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan A dan B.(dilihat pada diagram di bawah ini)








Ø  Praktikum II Zea Mays + V. Angularis + V.Radiata + Arachis Hypogaea ( Interspesies)
Brdasarkan Tabel(1.7,1.8 dan 1.9) Rata-rata pertumbuhan tanaman pada polybag setiap minggu adalah sebagai berikut :

Minggu
Rata-Rata(∑µ)
Polibag   
A
B
C
I
14.6 cm
16,5 cm
18,3 cm
II
24,2 cm
18,4 cm
20,5 cm


Kompetisi interspesies padaminggu I polibek A dan B lebih rendah di bandingkan dengan Polibek C. setelah minggu II polibek A mengalami Pertumbuhan Lebih cepat, seperti pada diagram dibawah ini.








PEMBAHASAN
Berdasarkan Data hasil pengamatan dan deskripsi data bahwa Pada setiap tanaman yang ada di dalam satu polibag membutuhkan sumber kebutuhan hidup yang sama dan dalam waktu yang sama pula. hal tersebut dikarenakan adanya kompetisi yang besar sehingga menyebabkan kebutuhan yang diperlukan pada setiap individu dalam polibag yang sama menjadi berkurang, akibatnya tinggi tanaman menjadi tidak optimal dan  ada yang mati atau tidak tumbuh.
 sesuai dengan hukum Gause yang menyatakan bahwa tidak ada spesies dapat secara tak terbatas menghuni tempat yang sama secara serentak.  Salah satu dari spesies-spesies itu akan hilang atau setiap spesies menjadi makin bertambah efisien dalam memanfaatkan atau mengolah bagian dari lahan tersebut, dengan demikian keduanya akan mencapai keseimbangan (Michael, 1994).
Hal ini dikarenakan di dalam tanah, tumbuhan akan bersaing untuk mendapatkan air dan bahan makanan, kemudian karena mereka tidak bergerak, maka ruang menjadi faktor penting, di atas tanah, tumbuhan yang lebih tinggi menguasai sinar yang mencapai tumbuhan yang lebih rendah dan memodifikasi suhu, kelembaban serta aliran udara pada permukaan tanah (Michael, 1994).
kompetisi yang terjadi antar tanaman dipengaruhi oleh faktor -faktor abiotik lingkungan yang mungkin diperebutkan oleh tumbuhan. Faktor -faktor abiotik lingkungan itu sendiri diantaranya cahaya, air, tanah, oksigen, nutrisi dan karbondioksida.
kompetisi antar tanaman itu sendiri diartikan sebagai dua individu atau lebih yang memerlukan suatu kebutuhan yang sama, dalam tempat dan waktu yang sama,serta sumber yang sama. Dimana sumber yang dibutuhkan tersebut terbatas, akibatnya terjadilah persaingan atau kompetisis untuk mendapatkan sumber yang terbatas yang menyebabkan pertumbuhan panjang  daun, lebar  daun, dan kecepatan perkecambahan tidak sesuai dengan maksimum pertumbuhan.


KESIMPULAN
Berdasarkan pembahsan dan pengamatn di atas maka saya dapat mengambil kesimpulan bahwa Adapun tanaman yang memenangkan kompetisi intraspesies dan Interspesies, Jika dilihat pada diagram di atas pertumbuhan  Tanaman pada polibag yang paling pendek terjadi pada polybag A dan tinggi terjadi pada polybag C. Tanaman Kacang Merah (Vigna unguralis), Kacang tanah (Arachis hypogaea ),jagung (Zea mays) dan Kacang hijau (Vigna Radiata). merupakan jenis tumbuhan dengan habitat yang berbeda. Akan tetapi, jika ditanam pada satu media maka akan terjadi suatu interaksi,
                             Kompetisi merupakan faktor pembatas abiotik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Ada dua macam kompetisi, yaitu kompetisi interspesifik (Kompetisi antara dua individu atau lebih yang berbeda spesies) dan intraspesifik (Kompetisi antar dua individu atau lebih yang sama spesies).













DAFTAR  PUSTAKA
Elfidasari, D. 2007 Jenis-jenis intraspesifik dan interspesifik pada tiga jenis kuntul pada saat mencari makan di sekitar Cagar Alam Pulau Dua Serang, Propinsi Banten. Jurnal         Biodiversitas 8:266-29.
Irwan, Z.D.. 2007. Prinsip-Prinsip Ekologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Michael. 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan         Laboratorium. UI Press . Jakarta.

Odum, E.P. 1971. Dasar-dasar Ekologi (diterjemahkanTjahjono, S. dan Srigandono, B) Yogyakarta: Penerbit Universitas Gajah Mada.

Setiadi, Dedi, Muhadiono, Ayip Yusron.1989. Penuntun Praktikum Ekologi.PAU Ilmu Hayat IPB: Bogor.

Wirakusumah, S. 1003. Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan Komunitas. UI-Press: Jakarta









LAMPIRAN
Pembuatan : tgl, 10/04/2016
Gambar 1.1(Mengukur polybag)
          
Gambar  1,2(seleksi bibit)                                                      
 


Pengamatan tgl, 13/04/2016
Gambar 1.4 Perkecamabahan
                
Gambar 1.5 Mengukur tanaman